Si Pedas Yang Berkhasiat

By Hidayatullah Bengkulu Selatan - Jumat, Oktober 05, 2018



Siapa yang tidak kenal dengan Cabai? Rasanya khas pedas. Banyak orang yang pernah merasakan sensasi pedasnya. Bahkan sebagian orang merasa tidak lengkap ketika makan tidak ada cabai.

Namun, ada sebagian orang yang berusaha menghindarinya karena efek yang ditimbulkannya seperti rasa sakit atau perih di perut. Bahkan bisa mengakibatkan diare bagi yang memiliki ganguan lambung.

Lalu, benarkah cabai memiliki khasiat bagi kesehatan? Apakah hanya sebagai pemberi kenikmatan sesaat atau justru berbahaya bagi pencernaan?

Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran dan bumbu masak yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Cabai sangat pouler di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Di Padang misalnya, cabai dianggap sebagai bahan makanan pokok yang kesepuluh setelah sembako. Apalagi saat ini, harga cabai sangatlah tinggi sehingga bayak ibu rumah tangga yang mulai menanam cabai sendiri di rumah.

Untuk menjawab apakah cabai memiliki khasiat untuk kesehatan atau malah menimbulkan masalah kesahatan, mari kita tinjau kandungan nutrisi atau gizi pada tanaman cabai.

Kandungan gizi yang terdapat pada cabai seperti vitamin A, vitamin B, dan vitamin C, besarnya tujuh kali lebih banyak  dibanding jeruk, vitamin E dan mineral (molibdenum, mangan, folat, potasium, thiamin, dan tembaga) dan capsaisin yang merupakan zat pedas dalam cabai.

Pada tahun 1498, di India, cabai telah dimasukkan dalam kelompok obat-obatan Ayurvedic. Dari sini mulai kita sadari ternyata cabai pun berkhasiat.

Berikut beberapa manfaat dari cabai:

1. Melindungi tubuh dari radikal bebas

Di dalam cabai terkandung capsaicin, yaitu zat kimia yang dapat menimbulkan rasa pedas. Cabai memilki vitamin C, vitamin A dan mengandung beta-karoten yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan inilah yang melindungi tubuh dari radikal bebas pemicu kanker. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006: Bano & Sivaramakrishman 1980)

2. Menangkal racun

Cabai bertindak sebagai detoxifiers karena mampu menghilangkan kotoran-kotoran (limbah) di dalam tubuh dan meningkatkan pasokan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Cabai juga bertindak sebagai detoxicants gastrointestinal, yaitu membantu dalam proses pencernaan makanan.

3. Penghilang rasa sakit

Cabai merangsang pelepasan endorfin yang membunuh rasa sakit secara alami. Cabe mengurangi rasa sakit yang disebabkan karena herpes zoster, bursitis, neuropati diabetes dan kejang otot di bahu, dan ekstremitas. Juga membantu dalam mengurangi nyeri rematik pada ekstremitas. Dalam hal ini penggunaannya secara topikal untuk obat luar.

4. Sebagai antibiotik

Cabai sebagai salah satu sayuran yag berguna sebagai antibiotik alami. Sebab, di dalam cabai banyak mengandung vitamin. Ketika terjadi infeksi, cabai dapat membawa darah segar ke lokasi infeksi, sedangkan sel-sel darah putih dan leukosit yang terdapat dalam darah segar akan bertugas membasmi virus.

5. Mengurangi resiko kanker

Hasil penelitian bahwa vitamin C, beta-karoten, dan asam folat yang ditemukan dalam cabai dapat mengurangi resiko kanker usus besar. Cabai merah memiliki lycopene cartonoid, yang dapat mencegah penyakit kanker.

6. Mencegah serangan jantung

Cabai memiliki vitamin B6 dan asam folat. Vitamin B berfungsi mengurangi tingkat homocysteine yang tinggi. Tingkat homocysteine yang tinggi telah terbukti menyebabkan kerusakan pembuluh darah, berisiko menyebabkan serangan jantung dan stroke. Cabai juga mengubah homocysteine menjadi molekul lain yang bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol.

7. Mengurangi resiko penyakit paru-paru

Cabai mengatasi hidung tersumbat dengan meningkatkan metabolisme, yang menyebabkan pelebaran saluran nafas dari paru-paru. Manfaatnya, dapat mengurangi asma dan mengi. Hal ini juga akan mengurangi risiko penyakit paru-paru kronis pada peminum alkohol. Selain itu, vitamin A yang ada dalam cabe akan mengurangi risiko radang paru-paru dan emfisema yang disebabkan karena merokok.

8. Sebagai terapi dan relaksasi

Penelitian menunjukkan bahwa cabai memiliki efek terpeutik pada tubuh, yang memungkinkan seorang lebih mudah bersantai. Capsaicin yang terkandung dalam cabai juga aktif dalam transmisi dan persepsi nyeri. Akibatnya, cabai dapat bermanfaat untuk mengurangi dan mencegah masalah umum seperti sakit kepala, migrain, dan ketidaknyaman.

9. Menurunkan tingkat gula darah

Tim peneliti di The University of Tasmania, yang penelitiannya dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada bulan Juli 2006, menyebutkan bahwa makan cabai memiliki dampak yang sangat positif bagi orang-orang yang kelebihan berat badan atau menderita diabetes. Studi yang dilakukan menghasilkan bahwa mengonsumsi cabai secara normal dapat membantu mengontrol kadar insulin secara signifikan.

10. Membantu membakar lemak

Capsaicin yang terkandung dalam cabe juga merupakan senyawa thermogenic dan meningkatkan tingkat metabolisme, yang membantu dalam proses pembakaran lemak. Studi menunjukkan bahwa makan cabe dapat meningkatkan tingkat metabolisme hingga 23% selama sekitar tiga jam.

Namun, di balik manfaatnya untuk kesehatan, cabai pun memiliki efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan.

Efek Samping Mengonsumsi Cabai

* Beberapa obat atau penyakit dapat mengakibatkan gejala berat ketika berkombinasi dengan produk cabe. Misalnya, orang yang memakai aspirin, angiotensin atau pengencer darah harus menghindari segala bentuk produk cabai. Juga, pasien yang memakai teofilin asma harus menghindari menggunakan cabai merah karena akan meningkatkan risiko keracunan.

* Ibu hamil juga harus menghindari penggunaan cabai merah yang berlebihan. Beberapa studi ilmiah telah menemukan bahwa cabe dapat meningkatkan kemungkinan lahir premateur. Jadi, anda harus berkonsultasi dengan dokter atau herbalis Anda sebelum mengonsumsi produk cabai.

Dengan demikian, memang dibalik rasanya yang pedas, cabai memiliki khasiat untuk kesehatan. Namun, harus dikonsumsi dengan sewajarnya dan tidak berlebih-lebihan, karena jika berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang tidak nyaman.

Sumber: Ika Oktariyani - Majalah Suara Hidayatullah Edis1 (Mei 2017)

  • Bagikan ke:

Mungkin Antum Mau Baca Ini Juga

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.