Sakanjabin, Minuman Ringan Pereda Demam
By Hidayatullah Bengkulu Selatan - Senin, Oktober 29, 2018
Cuka Apel |
Demam adalah penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Dalam kitab muqqadimah, Ibnu Khaldun menyatakan, “Demam merupakan penyebab utama dan asal penyakit, seperti yang disebutkan dalam sunnah.” Maka, wajar kiranya dalam Thibbun Nabawi (pengobatan cara nabi), demam dibahas dalam bab tersendiri, terutama mengenai cara mengobati demam dengan air.
Dari Asma binti Abu Bakr Radhiallahu ‘Anhuma, ia pernah didatangai seorang wanita yang demam. Dia minta dibawakan air. Air itu ia tuangkan dileher baju dan ia berkata, sesungguhnya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dinginkanlah oleh kalian dengan air karena berasal dari panas neraka jahannam.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Menurut para pakar pengobatan era keemasan Islam, demam adalah sejenis suhu panas tak alami yang menyala-nyala di jantung. Lalu melalui perantaraan energi tubuh dan darah dalam pembuluh darah, panas itu terlsalurkan ke seluruh tubuh, sehingga terasa membara dan bisa membahayakan altivitas alamiah tubuh itu sendiri.
Dalam Thibbun Nabawi, demam dibagi menjadi beberapa kelas, sebagaimana dikatakan Ibnu Muflih al-Maqdisi, “Demam ada yang bersifat gejala (humma ‘arad) da nada yang penyakit (humma marad). Demam yang bersifat gejala muncul akibat panas matahari (heatstroke), amarah yang hebat, radang, gatal-gatal (hay fever), dan sebagainya."
Sedangkan demam penyakit jika bersumber pada roh (ephemal fever) disebut “demam sehari,” karena pada umumnya akan hilang dalam satu hari atau maksimal tiga hari. Jika bersumber pada senyawa tubuh (humor) disebut “demam busuk.” Yaitu (busuknya) senyawa yang terdiri dari unsur empedu kuning, empedu hitam, lender dan darah. Dan jika bersumber pada organ-organ tubuh yang asli disebut “demam hektik.”
Perlu diketahui, ucapan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam (tentang demam) itu khusus untuk penduduk Hijaz dan sekitarnya. Sebab, kebanyakan demam yang terjadi di sana termasuk jenis demam yang disebut ephermal fever, salah satu sebabnya karena panas terik matahari. Demam semacam itu bias diatasi melalui air dingin, dengan cara diminum atau dibuat mandi.
Selebihnya terkadang demam datang bergiliran (internitten). Misalnya sebagaimana dijelaskan Ibnu Jazzar dalam Zaad al-Musafir, demam shafrawiyah (empedu kuning) yaitu kembali sehari dan hilang sehari (tertian fever), saudawiyah (empedu hitam) kembali sehari dan berhenti dua hari (quartan fever), demam karena sebab lender kembali setiap hari (quotidian fever).
Beberapa contoh demam intermitten adalah malaria dan kala-azar. Malaria jenis quotidian fever misalnya infeksi plasmodium vivax atau plasmodium ovale. Adapun demam jenis konstan disebabkan unsur darah. Apabila juga dipengaruhi infeksi, maka biasanya berasal dari kuman tifus, infeksi saluran kemih dan brucellocis.
Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi mengemukakan dalam Adab Asy-Syariyyah, Hadits Jabir menyatakan bahwa Hasan bin Ali pernah sakit lalu dijenguk Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam. Ternyata ia mengalami demam tinggi. Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam mendekapnya, menciumnya dan menangis. Lalu Jibril turun dan berkata, “Ini adalah hadiah dari Allah untukmu dan keluargamu.” Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam minta disediakan gelas, madu dan cuka. Lalu beliau bersabda, “Tulislah:
“Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kalau sekiranya kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (Al-Hasyr [59]: 21).
“Dan Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya.” (Fushshilat [41]: 41-42)
Kemudian Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam minta sediakan air hujan. Beliau menyiramkan air itu kepadanya dan meminumkannya. Maka ia pun seketika itu juga. Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai ummatku, ini adalah hadiah Allah. Maka gunakanlah sebagai obat.” (Riwayat al-Khallal).
Penulis Mukhtasar Kitab Thibbun Nabawi berkata, “Para Tabib sepakat bahwa air merupakan minuman yang paling bermanfaat untuk orang-orang yang demamnya sangat keras dikarenakan sangat halus dan cepat menembus dan ringan secara alami. Terkadang, air di sebagian kondisi membutuhkan sesuatu yang dapat menguatkan pendinginannya, maka ditambahkanlah es padanya, atau untuk memperkuat daya resapnya ditambahkan cuka di dalamnya atau untuk melembabkan dan menyampaikannya ke dalam organ tubuh lalu ditambahkan gula di dalamnya. Gula bersama cuka yang disebut sakanjabin merupakan minuman yang paling bermanfaat untuk demam yang bersifat jasmani untuk mengehntikan dan membukakannya.”
Demam hektik yang disebut ‘tertian fever,’ jika tidak melebihi satu minggu disebabkan empedu kuning terlalu dingin dan lembab. Hakim Moinuddin Chishti mengajurkan, pada demam jenis ini jika pasien merasa dingin dan menggigil dianjurkan pemberian simple sakanjabin (1 sendok teh madu ditambah 1 sendok makan cuka buah) dengan air hangat. Ketika demam turun, rendam kakinya di air hangat dan lakukan pemijatan. Wallahu a’lam. *Joko Rinanto, ahli farmasi tinggal di Bekasi.
Resep Sakanjabin
Peredam Demam Sakit Kuning (Jaundice)
Bahan-bahan:
* 28 sendok teh cuka apel
* 320 gram gula batu
Cara penyajian: Campurkan kedua bahan dalam wajan, lalu masak hingga tersisa seperempat bagiannya. Saring busa yang terbentuk. Cairan kental ini kemudian dilarutkan dengan 350 ml air hangat, minum ketika perut keadaan kosong di pagi hari, ulangi hingga demam reda.
Pereda Demam Lendir
Bahan-bahan:
* 325 gram cuka apel
* 468 gram madu
Cara penyajian: Campurkan kedua bahan dalam wajan, lalu masak hingga tersisa seperempat bagiannya. Saring busa yang terbentuk. Cairan kental gula batu ini kemudian dilarutkan dengan 600 ml air hangat, minum ketika perut keadaan kosong di pagi hari, ulangi hingga demam reda. (Kitab al-Tabikh fil Maghrib wal Andalus fi ‘Asr al-Muwahhidin)
Catatan: Kebanyakan demam lender bermanifestasi beberapa bentuk flu biasa. Namun jika dahak menumpuk di saluran pernapasan, yang terjadi infeksi saluran pernapasan dingin atau ISPA. Jika dahak terakumulasi dalam saluran pencernaan, manifestasinya flu perut. Sakanjabin bisa juga digunakan untuk berkumur saat batuk.
Sumber: Majalah Suara Hidayatullah Edisi 5 (September 2014)
0 komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.